Kata jas dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda yang artinya adalah pakaian resmi model Eropa, berlengan panjang dan dipakai di luar kemeja. Di Inggris jas disebut juga ‘jacket’ yang tentunya berbeda dengan pengertian jaket di Indonesia. Jas sendiri di dunia barat lazim disebut ‘suit’ yang artinya setelan jas karena jas biasanya dipakai berbarengan dengan celana berbahan dan berwarna sama.
Ada 3 detail utama dalam jas, mereka adalah kancing,
saku, dan vent. Saku jas memiliki 2 model populer yaitu saku tanpa tutup
(jetted) yang berkesan santai dan saku bertutup (flap) yang berkesan
lebih berwibawa meskipun sebenarnya ada 5 model.
Sementara itu, Vent adalah potongan di bagian
belakang jas yang berfungsi untuk memudahkan pergerakan terutama saat
mengambil dompet di saku belakang celana. Vent terbagi menjadi dua yaitu
single vent yang letaknya di tengah dan double vent yang letaknya di
pinggir kanan dan kiri. Tapi ada juga jas yang tidak memiliki vent.Awal kemunculan setelan jas modern berawal dari perseteruan dua kerajaan beda bahasa yaitu Inggris dan Prancis. Pakaian setelan berupa rompi dengan mantel panjang hingga lulut di atasnya dan celana panjang lebar mulai dipakai oleh Raja Charles II dari Inggris pada tahun 1666 yang kemudian diikuti oleh sebagian besar rakyatnya.
Setelan ini sendiri terinspirasi dari pakaian tradisional Turki dan Persia berupa mentel panjang yang bentuknya serupa dengan jubah panjang. Pada perkembangan selanjutnya, jas sepanjang lulut itu kemudian dipotong pendek sepinggang yang disebut ‘waistcoat’ yang kemudian diperkaya dengan hiasan dekoratif berupa sulaman dari benang emas dan perak, dan terkadang dibuat dari bahan mewah seperti beludru. Berita penemuan pakaian baru ini membuat panas kuping raja Prancis saat itu yang juga pecinta pakaian yaitu Raja Louis XIV.
Raja Prancis yang ingin membuat reputasi pakaian ini turun kemudian ia wajibkan sebagai pakaian seragam tentara infantri Prancis, yang sementara itu di Inggris dipakai di kalangan istana. Tapi tindakannya malah membuat pakaian ini semakin populer tidak hanya di Inggris tapi juga di Prancis, hingga akhirnya raja Prancis pun turut memakai pakaian ini dengan menambahkan dekorasi sulaman yang lebih gemerlap dan kaya.
Sementara bangsawan Prancis bermewah-mewahan, bangsawan Inggris berpenampilan sederhana dengan jas-nya. Jas dianggap lebih ringkas dan merakyat. Setelan jas kemudian banyak berkembang di Inggris, disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan, dan lagi-lagi hal ini diadopsi oleh Prancis.
Jenis Jas Resmi Pria Berdasarkan Jumlah Baris Kancing
Jenis jas resmi pria pada awalnya terbagi menjadi 2 berdasarkan jumlah baris kancing di bagian depan yaitu ‘single breasted’ dan ‘double breasted’. Keduanya memiliki aturan jumlah kancing yaitu pada single breasted tidak boleh lebih dari 3 kancing, sedangkan double breasted tidak boleh lebih dari 6 kancing.Single breasted lebih populer daripada double breasted karena kesannya lebih ringan dan dapat digunakan baik resmi maupun kasual. Kini double breasted tidak lagi banyak ditemukan dan digunakan tapi masih diproduksi oleh beberapa produsen pakaian pria kelas atas karena kesannya yang lebih maskulin.
Terdapat dua jenis jas yang mengacu pada jas single breasted, yang paling populer saat ini diantaranya:
1. Jas Tuxedo
Seiring dengan perkembangan jaman dan peningkatan hubungan antar negara. Tuxedo atau ‘smoking jacket’ lahir di tahun 1860 ketika Henry Poole & Co. Membuat setelan khusus bagi pangeran Inggris yaitu Pangeran Edward VII untuk dikenakan pada makan malam. Tuxedo biasanya dipakai berpasangan dengan dasi kupu-kupu.
2. Blazer
Kemudian di tahun 1920an lahirlah jas ringan atau blazer yang bisa dipakai untuk ke pantai atau kesempatan santai lainnya.
Jas ‘single breasted’ yang sering dipakai oleh pria terbagi menjadi 3 jenis yang mempunyai aturan sebagai berikut:
- Jas berkancing satu (single breasted single button suit)
Aturan: kancingkan ketika berdiri dan buka ketika duduk. - Jas berkancing dua (single breasted two button suit)Aturan:
kancingkan kancing paling atas dan buka kancing paling bawah ketika
berdiri, ketika duduk buka keduanya.
Jas berkancing tiga (single breasted three button suit) - Aturan: kancingkan kancing tengah saja atau kancingkan kancing atas dan tengah ketika berdiri, ketika duduk jangan lupa semua kancing dibuka.
- Gunakan kaos dalam jika anda banyak berkeringat
- Ujung celana harus jatuh tepat di bagian atas sepatu anda untuk penampilan yang fashionable
- Jangan memakai dasi yang melebihi pinggang, pakailah hingga mencapai pinggang atau malah sedikit lebih pendek
- Panjang jas harus menutupi risluiting celana dan pantat anda tapi tidak terlalu panjang
- Warna dasi anda harus selalu lebih gelap daripada kemeja
- Pastikan kaus kaki cukup panjang agar tidak ada bagian kaki yang terlihat ketika duduk
- Manset lengan (kemeja) harus terlihat hanya ½ inchi atau 1,25 cm saja dari jas
- Jika anda mengenakan rompi, pastikan kancing jas paling bawah terbuka
- Kancing atas pada jas berkancing dua atau kancing tengah pada jas berkancing tiga, harus jatuh pada atau di atas pusar
- Agar tidak merusak kerapian jas, pastikan semua kancing terbuka ketika anda duduk
- Setelan jas berkancing dua dan kerah berlekuk cocok untuk keperluan bisnis formal
- Setelan jas berkancing satu cocok untuk penampilan yang lebih santai dan trendi
- Jangan gunakan sneakers jiika anda ingin tampil formal, tapi pakailah sepatu resmi dengan warna yang cocok dengan setelan jas anda
- Pastikan bahu anda cocok dengan setelan jas jika anda membeli jas yang sudah jadi
- Lebar dasi harus sesuai dengan lebar kerah
- Jangan gunakan jas berkancing satu jika anda kurus, pakailah jas berkancing tiga atau jas double breasted dengan 6 kancing
- Pilihlah jas dengan double vent dan saku flap untuk kesan badan lebih besar bagi pria kurus
- Pilihlah jas yang simple dan pas badan dengan single vent jika tubuh anda berotot
- Jika anda bertubuh subur atau gemuk, pilihlah jas single breasted dengan model saku jetted
- Jangan memilih jas tanpa vent jika anda bertubuh gemuk, double vent adalah pilihan yang tepat
0 komentar:
Posting Komentar